Selasa, 03 November 2015

Dampak Pertumbuhan Ekonomi China Terhadap Perekonomian Indonesia



Analisis Dampak Pertumbuhan Ekonomi China Terhadap Perekonomian Indonesia (Model Mundell Fleming)
Kondisi perekonomian Republik Rakyat China (RRC) yang cenderung berada pada level menggembirakan membuat para ekonom memprediksi bahwa pemerintah RRC diperkirakan akan tetap mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi tahunan pada angka 7,5% (www.bisnis.com tanggal 3 Desember 2012). Sebanyak 9 dari 16 analis yang disurvei Bloomberg News pada 22-30 November 2012 memperkirakan pemerintah China tidak akan merubah target pertumbuhan ekonomi tahun 2013. Sementara 6 analis lainnya melihat adanya harapan penurunan hingga 7%, dan 1 analis melihat akan ada peningkatan hingga 8%. Sementara itu, data per 1 Desember 2012 menunjukkan indeks manufaktur naik ke level tertinggi dalam 7 bulan terakhir pada bulan November, menambah bukti adanya pertumbuhan kembali menguat dari level terendah dalam 3 tahun.

Sebagai salah satu mitra dagang Indonesia, kebijakan ekonomi negara China tentunya akan memberikan dampak terhadap hubungan perdagangan kedua negara. Gregory Mankiw dalam bukunya yang berjudul Macroeconomic menyatakan bahwa, kebijakan ekonomi sebuah negara akan mempengaruhi kondisi perekonomian negara yang lain. Selanjutnya, akan diurai dampak adanya kebijakan pemerintah China untuk menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi 7,5% terhadap kondisi perekonomian dalam negeri di Indonesia dengan menggunakan pendekatan analisis makroekonomi. Selain teori-teori makroekonomi dalam Macroeconomic, dua model ekonomi yang akan digunakan untuk membantu analisis dampak pertumbuhan ekonomi China terhadap perekonomian Indonesia adalah Model Perekonomian Terbuka dan Model Mundell-Fleming yang merupakan pengembangan dari Model IS-LM dan Model Perekonomian Terbuka.

Adanya liberalisasi perdagangan antara Indonesia dan China sebagai akibat dari penandatangan perjanjian Asean China Free Trade Agreement pada tahun 2007, berdampak pada peningkatan volume perdagangan antar kedua negara. Data perdagangan yang diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan dalam website resminya memperlihatkan bahwa sejak tahun 2007 s.d. 2011, jumlah ekspor non migas dari Indonesia ke China telah menempati posisi pertama dari total ekspor ke negara-negara lain dengan total peningkatan sebesar 34,23% menjadi $21,6 Miliar di tahun 2011. Sementara sampai dengan bulan September 2012, total ekspor non migas Indonesia ke China telah menyentuh angka $14 Miliar. Disisi lain, total impor non migas Indonesia dari China pada tahun 2011 berjumlah $24,5 Miliar atau naik 29,71% dari tahun 2007. Sedangkan sampai dengan September 2012, Indonesia telah membukukan total impor non migas dari China sebanyak $21,4 Miliar. Statistik diatas menggambarkan adanya defisit perdagangan antara Indonesia dan China dikarenakan jumlah impor barang dari China ke Indonesia melebihi jumlah barang yang diekspor dari Indonesia ke Tiong kok. Perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan China memang berperan bagi peningkatan arus perdagangan Indonesia ke Tiong kok. Namun peningkatan tersebut tidak sebanding dengan kenaikan nilai arus barang dari China yang masuk ke Indonesia.

Komponen pertumbuhan ekonomi sebuah negara (GDP atau Y) terdiri dari konsumsi masyarakat (C), investasi (I), belanja pemerintah (G) dan ekspor netto (NX) yang merupakan selisih dari ekspor (X) dan impor (M). Sebagai salah satu raksasa perekonomian dunia setelah Amerika Serikat, saat ini China dapat dikatakan memiliki kekuatan ekonomi yang hampir merata di masing-masing komponen pertumbuhan ekonomi. Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia, China memiliki potensi pasar domestik yang cukup besar untuk meningkatkan komponen konsumsinya. Tingginya pertumbuhan ekonomi China juga ditopang oleh komponen investasi dan surplus neraca perdagangan yang cukup besar. Salah satu indikator dari tingginya investasi dan besarnya potensi ekspor China adalah adanya peningkatan defisit perdagangan antara Indonesia dan Tiong kok. Selama 8 bulan pertama pada tahun 2012, defisit perdagangan Indonesia-China tercatat sebesar US$5 Miliar, lebih tinggi dari defisit perdagangan pada periode yang sama di tahun lalu yang berada pada angka US$3 Miliar. Selain itu, kuatnya dukungan pemerintah terhadap perekonomian China juga digambarkan dengan struktur APBN yang sangat mendukung penciptaan iklim investasi di dalam negeri yang sehat.

Kondisi ini menunjukan bahwa ketika pemerintah China telah menetapkan untuk mejaga pertumbuhan ekonomi mereka agar tetap tinggi di tahun 2013 pada level 7,5% , maka pemerintah China tentunya akan berusaha untuk menggerakan setiap komponen pertumbuhan ekonominya untuk dapat mencapai bahkan melampaui target pertumbuhan tersebut. Fakta bahwa pasar perdagangan China tidak hanya berada di dalam negeri tapi telah menjangkau seluruh dunia termasuk pasar ASEAN dan Indonesia, menjadikan setiap negara yang menjadi mitra dagang China untuk perlu mengantisipasi dampak positif dan negatif dari kebijakan pemerintah China ini.

Ada dua faktor penting yang dapat digunakan untuk menganalisis dampak dari kebijakan pertumbuhan ekonomi pemerintah Tiong kok. Faktor pertama adalah Neraca Perdagangan (Trade Balance). Nama lain untuk Neraca Perdagangan adalah ekspor neto karena menunjukan bagaimana perdagangan barang dan jasa melenceng dari tolak ukur kesamaan ekspor dan impor (Mankiw, 2007). Ekspor neto sendiri pada dasarnya adalah selisih antara ekspor dan impor. Ketika nilai ekspor dari sebuah negara lebih besar dari nilai impornya dalam suatu periode perekonomian, maka negara tersebut dikatakan mengalami surplus perdagangan. Sebaliknya, ketika sebuah negara berada pada kondisi dimana nilai impor lebih besar dari nilai ekspornya, maka negara tersebut dikatakan mengalami defisit neraca perdagangan. Meskipun China memiliki jumlah penduduk cukup besar (lebih dari 1,3 Miliar orang), namun pasar perdagangan China sesungguhnya tersebar di hampir di seluruh belahan dunia. Disisi lain, China termasuk salah satu negara yang cukup efisien dalam melaksanakan kegiatan produksinya karena mampu untuk memproduksi barang dengan harga jual yang sangat murah bila dibandingkan dengan barang yang sama yang diproduksi oleh negara lain. Biaya input produksi yang cukup murah ditambah dengan jumlah produksi yang cukup besar menjadi faktor pendukung bagi China untuk mampu memproduksi barang dengan harga yang sangat kompetitif. Dukungan pasar yang sangat luas dan produk perekonomian yang cukup kompetitif menjadikan China mampu untuk menggenjot nilai ekspornya. Dampaknya, setiap tahunnya China hampir selalu mencatatkan surplus perdagangan dengan mitra dagangnya (salah satunya adalah Indonesia).

Faktor kedua adalah Arus Modal Keluar Neto (Net Foreign Investment). Arus Modal Keluar Neto adalah selisih antara jumlah modal yang dipinjami oleh sebuah negara ke luar negeri dengan jumlah modal yang dipinjamkan oleh negara asing ke dalam negeri. Mankiw menjelaskan bahwa dalam perekonomian terbuka, Neraca Perdagangan (NX) adalah sama dengan Arus Modal Keluar Neto (S-I). Jadi disaat sebuah negara mengalami surplus neraca perdagangan dimana negara tersebut mampu mengekspor lebih banyak, pada saat yang sama negara tersebut pun bertindak sebagai negara donor di pasar uang dunia. Tingkat pertumbuhan ekonomi China yang cukup tinggi selama tahun ke tahun tentunya akan meningkatkan jumlah ketersediaan modal yang ada didalam negeri. Salah satu indikatornya adalah tingginya jumlah tabungan (S) di dalam negeri. Pemerintah China akan merespon tingginya jumlah modal di dalam negeri dengan cara mengivestasikan kelebihan dana tersebut ke negara-negara lain yang membutuhkan suntikan dana melalui mekanisme investasi. Kondisi inilah yang akan meningkatkan nilai Arus Keluar Neto negara Tiong kok.

Kedua faktor ini menunjukan bahwa upaya pemerintah China untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi akan berimbas kepada perekonomian negara-negara lain dalam perdagangan dunia. Baik melalui masuknya komoditas perdagangan China ke pasar negara asing, maupun mengalirnya modal dari China ke negara tujuan investasi. Indonesia sebagai mitra dagang Tiong kok, baik secara bilateral (Indonesia-Tiong kok) maupun secara regional (ASEAN-Tiong kok), pun harus mengantisipasi kebijakan pertumbuhan ekonomi China di tahun 2013. Harry Bowo dalam penelitiannya pada tahun 2012 yang berjudul Dampak Penerapan Asean-China FTA terhadap Nilai Perdagangan Indonesia: Studi Beberapa Komoditas Terpilih menyimpulkan bahwa ada hubungan positif antara pemberlakuan Asean-China FTA terhadap nilai perdagangan kedua negara. Setelah pemberlakuan FTA, nilai ekspor-impor kedua negara mengalami peningkatan yang lebih besar bila dibandingkan dengan peningkatan ekspor-impor sebelum diberlakukan FTA. Tapi data dari Kementerian Perdagangan (sebagaimana telah dibahas pada bagian awal) menunjukan bahwa secara country to country pertumbuhan volume dan nilai perdagangan Indonesia tidak seimbang dengan pertumbuhan volumen dan nilai perdagangan Tiong kok. Hasilnya, defisit perdagangan yang terus melebar antar kedua negara. Dampaknya, cadangan devisa Indonesia akan terus tergerus untuk membiayai defisit perdagangan tersebut.

Mankiw (2007) dalam bukunya menjelaskan bahwa dalam Model Perekonomian Terbuka, kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah asing (dalam kasus ini Tiong kok) akan berdampak pada perekonomian domestik negara lainnya (dalam kasus ini Indonesia. Dampak tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy8OyEh5J7LOh7TxO5jpseafPAY3pkKqMGjfM_4ehLHqyA3_pQ0MbG9aE67wVLikz9TPYMN1idPIwwfGM01rwPClCIZ8johrYbyFna1xqJlzyeZ_88fn8Xe6EWMWC1qG_tUhpSWyx7fW-j/s1600/Grafik2.png

Diasumsikan bahwa salah satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah China untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2013 adalah dengan meningkatkan jumlah belanja pemerintah (G). Menurut Model Perekonomian Terbuka, ketika pemerintah China melakukan kebijakan fiskal yang ekspansif (menaikan G) maka akan berdampak pada menurunnya jumlah tabungan dunia dan disaat yang sama menaikan tingkat bunga dunia. Kenaikan tingkat bunga dunia akan menyebabkan sebagian investasi keluar dari Indonesia untuk mengambil keuntungan atas kenaikan tingkat bunga dunia tersebut. Hasilnya, jumlah investasi akan berkurang sehingga meningkatkan nilai S-I dan menggeser kurva S-I ke kanan. Pergeseran kurva S-I mengakibatkan kenaikan surplus perdagangan dari NX1 ke NX2. Dengan kata lain, Model Perekonomian Terbuka dapat menunjukan bahwa kebijakan fiskal pemerintah China yang bersifat ekspansif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya dapat mendepresiasi nilai tukar rupiah di dalam negeri sehingga menurunkan kurs riil dari є1 ke є2. Namun dampak positifnya adalah secara total perdagangan, Indonesia dapat mengalami surplus perdagangan.

Pemerintah China tentunya tidak hanya memiliki pilihan untuk menambah jumlah belanja pemerintah (G) saja, pilihan lainnya adalah meningkatkan konsumsi (C) masyarakat, menambah investasi (I) dan meningkatkan ekspor netto (NX). Dalam kaitannya dengan perdagangan antara Indonesia-Tiong kok, maka analisis akan lebih difokuskan kepada transaksi ekspor-impor antar kedua negara (Neraca Perdagangan). Selanjutnya untuk menambah ruang lingkup analisis, maka model yang digunakan adalah model Mundell Fleming dengan asumsi, arus perdagangan Indonesia dengan negara mitra lainnya adalah tetap, sehingga hanya kebijakan perdagangan dengan China yang dapat mempengaruhi pertumbuhan Neraca Perdagangan Indonesia. Premi resiko di Indonesia diasumsikan kecil atau mendekati nol karena rendahnya tingkat resiko investasi di Indonesia. Indikatornya adalah grade investasi Indonesia yang berada satu level di bawah investment grade dan rendahnya pergolakan politik di dalam negeri, khususnya di ibukota. Dampaknya, tingkat bunga di Indonesia (r) diasumsikan sama dengan tingkat bunga dunia (r*).

Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 7,5%, maka pemerintah China akan mendorong pertumbuhan neraca perdagangannya dengan cara meningkatkan nilai ekspornya ke negara-negara mitra dagang, dimana Indonesia adalah salah satu dari negara-negara tersebut. Data Kementerian Perdagangan menunjukan bahwa sampai dengan akhir tahun 2012 masih terdapat defisit perdagangan antara Indonesia dan Tiong kok, dan selisih negatif terhadap net ekspor tersebut diperirakan masih akan terjadi pada tahun 2013. Dengan demikian, upaya pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan ekspor akan menekan neraca perdagangan Indonesia dan menghasilkan NX yang negatif. Gambar 2.2 dibawah ini menunjukan dampak kebijakan perdagangan luar negeri ekspansif China terhadap perekonomian Indonesia.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8lmKYWSJdUL4Q-nrFeeNdOzV-OEOew6U8y9iKMyFVHw7NSonEOnP50TFE08Hxl7VOTUyoXt_CFUMxNn90QwPYvFH2IqpZ-lIqRXNVXxe_4MKW3EJbvUfopJpcF2jBmTD-Rj8iE9WZYR8H/s1600/Grafik+3.png

Pendekatan IS-LM menunjukan bahwa pertumbuhan NX yang negatif akan menyebabkan kurva pengeluaran yang direncanakan pada kurva perpotongan keynessian akan bergerak ke bawah. Pergerakan ini akan menggeser kurva IS0 menjadi IS1 sehingga menjadikan nilai tukar rupiah terdepresiasi (nilai tukar riil turun dari є0 ke є1). Model Mundell Fleming menunjukan bahwa pergeseran kurva IS0 menjadi IS1 tidak berdampak pada kenaikan jumlah output Y (output tetap di Y0), namun mengakibatkan nilai tukar rupiah terdepresiasi.

Pemerintah dapat merespon kondisi ini (khususnya agar dapat menaikan jumlah output) dengan cara menerapkan kebijakan moneter ekspansif yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Bank Indonesia dapat menggeser kurva LM ke kanan dari LM0 ke LM1 dengan cara menambah jumlah uang beredar. Dengan asumsi tingkat harga tetap, maka kenaikan jumlah uang beredar (M) akan menaikan keseimbangan uang riil (M/P). Naiknya keseimbangan uang riil pada akhirnya akan menggeser kurva LM ke kanan dan menaikan jumlah output (Y). Namun, kenaikan jumlah output dari Y0 ke Y1 menyebabkan penurunan kurs riil ke level yang lebih rendah dari є1 ke є2. Terdepresiasinya nilai tukar rupiah akan menyebabkan harga barang di dalam negeri menjadi lebih murah sehingga membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke mitra dagangan di luar negeri. Peningkatan ekspor akan berdampak positif pada NX Indonesia sehingga kurva IS1 akan bergeser ke kanan. Pergerakan positif dari kurva IS ini akan menyebabkan nilai tukar rupiah kembali menguat ke posisi є3.

Model Mundell Fleming menjelaskan bahwa kebijakan pemerintah China untuk meningkatkan perekonomiannya dari sisi perdagangan dengan Indonesia akan menyebabkan tingginya arus perdagangan dari China ke Indonesia (ekspor). Faktanya memang ini yang terjadi. Adanya perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara Indonesia dan China dan kebijakan pemerintah China untuk terus menggenjot pertumbuhan ekonomi negaranya telah menyebabkan defisit neraca perdagangan antara Indonesia dan Tiong kok. Namun Model Mundell Fleming menunjukan bahwa dampaknya adalah penurunan nilai tukar rupiah, sedangkan output total secara keseluruhan cenderung berada dalam keadaan tetap. Sistem nilai tukar Indonesia yang menganut sistem managed floating exchange rate mengharuskan pemerintah merespon kondisi ini dalam rangka mengendalikan depresiasi nilai rupiah. Kebijakan moneter ekspansif dapat menjadi solusinya. Ketika pemerintah menambah jumlah uang beredar, maka Model Mundell Fleming menunjukan bahwa pasar akan berespon sehingga output perekonomian dapat ditingkatkan. Tidak berhenti sampai disitu, kebijakan moneter ini pun dapat berdampak di pasar barang melalui pergeseran ke kanan kurva IS untuk merespon depresiasi nilai tukar rupiah. Hasilnya, pergerakan rupiah dapat dikendalikan dan kembali mengalami penguatan (apresiasi).

Dari hasil analisis dampak pertumbuhan ekonomi China terhadap perekonomian Indonesia di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2013 dan dalam rangka tetap mempertahankan tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi, pemerintah China akan mengeluarkan kebijakan ekonomi untuk mendorong kenaikan tingkat konsumsi masyarakat (C), tingkat investasi (I), jumlah pengeluaran pemerintah (G) dan nilai ekspor neto (NX).

2. Sebagai salah satu dari mitra dagang Tiong kok, kebijakan perekonomian China baik kebijakan fiskal maupun kebijakan perdagangan tentunya akan berdampak pada perkonomian Indonesia.

3. Model Perekonomian Terbuka memberikan gambaran bahwa kebijakan fiskal ekpansif dari pemerintah China akan berdampak positif pada peningkatan ekspor neto Indonesia.

4. Dalam analisis yang lebih luas, Model Mundell Fleming menunjukan bahwa tingginya arus perdagangan dari China akan mendepresiasi nilai tukar rupiah, namun tidak berdampak pada jumlah output perekonomian (Y) secara total. Dengan menggunakan instrumen kebijakan moneter ekspansif, pemerintah Indonesia dapat meningkatkan output perekonomian dan mengendalikan penurunan mata uang rupiah sebagai akibat dari kebijakan perdagangan China yang ekspansif.


Anda berminat les/kursus privat bahasa mandarin hubungi
  XL           :      087853300091
 
    PIN BB           :        542D2541

 LINE  :    young_bastian

 INSTAGRAM :    HUANGKUNYANG

        PIN BB        :      2619E4DB




DAFTAR HARGA LES PRIVAT BAHASA MANDARIN SURABAYA

DAFTAR HARGA LES PRIVAT BAHASA MANDARIN SURABAYA JALAN KENJERAN
Murid datang kerumah guru jalan kenjeran 4 no 3


1 orang   75.000. Per kali datang    520.000 perbulan
2 orang   100.000. Per kali datang    640.000 perbulan
3 orang   135.000. Per kali datang    840.000 perbulan
4 orang   160.000. Per kali datang    960.000 perbulan

SEMINGGU DUA KALI SEBULAN DELAPAN KALI
JANGAN LUPA BACA JUGA KETERANGAN DISKON DIBAWA


GURU DATANG KERUMAH MURID
DAFTAR HARGA LES PRIVAT BAHASA MANDARIN SURABAYA SURABAYA TIMUR
Donokerto, Lebak, karang empat, karangasem, Kapasan, Rangkah, Ambengan, Ploso, Jln Kenjeran, Simokerto, Gembong, ngaglik, jagalan, kapasari, sidotopo, kembang jepun, kusuma bangsa, ambengan, tambak sari, pacar keling,


1 orang   90.000. Per kali datang    600.000 perbulan
2-3 orang   120.000. Per kali datang    750.000 perbulan
4-5 orang   130.000. Per kali datang    880.000 perbulan
6-7 orang   160.000. Per kali datang    1.120.000 perbulan
8-9 orang   170.000. Per kali datang    1.200.000 perbulan


Surabaya timur (kali waron, dharmahusada, mulyosari, raya keputih, jl raya kertajaya bliton, klampis, raya gubeng, manyar kertoarjo, ngagel, manyar, dan sekitarnya)

1-2 orang   120.000. Per kali datang    800.000 perbulan
3-4 orang   150.000. Per kali datang    960.000 perbulan
5-6 orang   225.000. Per kali datang    1.400.000 perbulan
7-9 orang   280.000. Per kali datang   1.680.000 perbulan



Surabaya timur   (nginden, keputih,rungkut, semolo waru, panjang jiwo, ngagel, pucang, trenggilis, prapen, jemursari, margorejo, sidosermo, pandugo, gunung anyar dan sekitarnya)

1-2 orang   140.000 Per kali datang    960.000 perbulan
3-4 orang   180.000 Per kali datang    1.200.000 perbulan
5-6 orang   275.000 Per kali datang    1.800.000 perbulan
7-9 orang   350.000. Per kali datang    2.240.000 perbulan

SEMINGGU DUA KALI SEBULAN DELAPAN KALI
JANGAN LUPA BACA JUGA KETERANGAN DISKON DIBAWA


DAFTAR HARGA LES PRIVAT BAHASA MANDARIN SURABAYA Surabaya Barat

1-2 orang   180.000 Per kali datang    1.200.000 perbulan
3-4 orang   210.000 Per kali datang   1.440.000 perbulan
5-6 orang   300.000 Per kali datang    2.000.000 perbulan
7-9 orang   385.000. Per kali datang   2.520.000 perbulan

SEMINGGU DUA KALI SEBULAN DELAPAN KALI
JANGAN LUPA BACA JUGA KETERANGAN DISKON DIBAWA





DAFTAR HARGA LES PRIVAT BAHASA MANDARIN SURABAYA Seluruh daerah Surabaya
10-15 orang
450.000 Per kali datang   2.600.000 perbulan

SEMINGGU DUA KALI SEBULAN DELAPAN KALI
JANGAN LUPA BACA JUGA KETERANGAN DISKON DIBAWA

Anda berminat les privat bahasa mandarin hubungi
        
    XL           :      087853300091
 
    PIN BB           :        542D2541

 LINE  :    young_bastian

 INSTAGRAM :    HUANGKUNYANG

        PIN BB        :      2619E4DB

KETERANGAN DISKON

JADWAL LES/KURSUS JAM 08:00- JAM 13:00 DISKON 10%




SISWA ATAU SISWI  SD GLORIA, SMP GLORIA, SMA GLORIA, SD YPPI, SMP YPPI, SMA  YPPI, SD NSA, SMP NSA, SMA NSA, SD VITA, SMP VITA, SMA VITA, SMP SANTA AGNES MENDAPAT DISKON 10 % SELAMA 2 BULAN PERTAMA

Mahasiswa atau mahasiswi UBAYA(UNIVERSITAS SURABAYA), UNAIR(UNIVERSITAS AIRLANGGA), ITS(INSTITUT 10 NOVEMBER), ISTTS, STIKOM, UNIVERSITAS MONAS, WK WIJAYA KUSUMA, UKP (UNIVERSITAS KRISTEN PETRA), WM(WIDYA MANDALA), UBARA, UNESA, UNTAK, ITAS, UNIVERSITAS CIPUTRA, UNIVERSITAS NAROTAMA, UNESA(UNIVERSITA NEGERI SURABAYA),  UNIVESITAS HANG TUA MENDAPAT DISKON 10 % SELAMA 3 BULAN PERTAMA

GURU ATAU KARYAWAN  SD GLORIA, SMP GLORIA, SMA GLORIA, SD YPPI, SMP YPPI, SMA  YPPI, SD NSA, SMP NSA, SMA NSA, SD VITA, SMP VITA, SMA VITA, SMP SANTA AGNES, SD CITA HATI, SMP CITA HATI, SMA CITA HATI, SD SPIN, SMP SPIN, SMA SPIN, SD MERLION, SMP MERLION, SMA MERLION, SD ELYON, SMP ELYON, SMA ELYON, SD HENDRIKUS, SMP HENDRIKUS, SMA HENDRIKUS, TK PETRA SD PETRA, SMP PETRA, SMA PETRA, SMK PETRA, SMKK MATER AMABILIS  MENDAPAT DISKON 10 % SELAMA 6 BULAN PERTAMA



DOSEN DAN KARYAWAN UBAYA(UNIVERSITAS SURABAYA), UNAIR(UNIVERSITAS AIRLANGGA), ITS(INSTITUT 10 NOVEMBER), ISTTS, STIKOM, UNIVERSITAS MONAS, WK WIJAYA KUSUMA, UKP (UNIVERSITAS KRISTEN PETRA), WM(WIDYA MANDALA), UBARA, UNESA, UNTAK, ITAS, UNIVERSITAS CIPUTRA, UNIVERSITAS NAROTAMA, UNESA(UNIVERSITA NEGERI SURABAYA),  UNIVESITAS HANG TUA MENDAPAT DISKON 10 % SELAMA 5 BULAN PERTAMA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar